ISLAM AGAMA RASIONAL

Akal dan Fikir dalam Meningkatkan Ketakwaan

INSTAFOREX TRADING

Rabu, 02 Juni 2010

TUHAN SEMESTA ALAM

Diposting oleh PUTRA


IDE TENTANG TUHAN AKAL DAN WAHYU


TUHAN
Anggaplah kita hidup dengan banyak manusia di dunia ini yang belum mengenal Tuhan, belum beragama. Anggaplah kita kosong dari ajaran agama, dengan ini tentunya kita sebagai manusia akan mengenali lingkungan dan langit/alam semesta serta bertanya-tanya apakah alam ini ada yang buat atau ada secara spontan/tanpa penciptaan ? Siapa yang mencipta ? dan masih banyak lagi pertanyaan yang timbul dalam benak kita dalam dunia yang belum mengenal tuhan dan agama. Untuk itu dibawah ini terurai reka-reka pemikiran manusia tentang diri dan lingkungannya.

Apa itu Tuhan ? , jika kita harus mendefinisikan "tuhan' maka akan terdapat banyak sekali pendapat yang berusaha membuat definisi dengan batasan-batasan yang beraneka ragam. Menurut saya akan sulit membuat definisi tuhan yang dapat diterima oleh semua manusia di seluruh dunia yang terdiri dari banyak agama dan kepercayaan, tidak akan ada satupun definisi yang dapat mewakili keseluruhan agama dan kepercayaan yang majemuk tersebut. Tetapi yang harus dipahami adalah sudah terdapat pemahaman yang "umum" tentang Tuhan yang dapat diterima oleh setidaknya sebagian besar umat manusia di dunia , yakni bahwa Tuhan itu :
  • Yang mencipta alam semesta dan segala isinya
  • Yang mengatur alam semesta dan memeliharanya dengan ketentuan-Nya, kesempurnaan-Nya dan keadilan-Nya
  • Yang menciptakan manusia
  • Yang Maha Mengetahui
  • Yang Maha Kuasa
Hal-hal tersebut di atas, bahwa tuhan adalah yang Maha kuasa, Pencipta, Maha Mengetahui serta pemelihara alam semesta kiranya dapat diterima oleh sebagian besar umat beragama di dunia. Kekhususan-kekhususan pasti ada, dalam arti tiap-tiap agama mempunyai ide tertentu yang perlu ditambahkan sesuai dengan keyakinan agamanya, tetapi setiap agama pasti menyakini bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat tersebut di atas.
Bagi umat beragama menyakini bahwa Tuhan pasti wujud (ada, nyata, riil) yang kepadaNya kita menyembah, menghamba, beribadah, memohon dan meminta. Bagaimana umat beragama menyakini bahwa Tuhan itu ada ? kita menyakini bahwa Tuhan itu ada/wujud dengan cara melihat kepada "diri" kita sendiri, alam lingkungan hidup kita serta melihat kepada alam semesta yang maha luas. Telah menjadi pengetahuan kita bersama tubuh manusia yag tersusun dari sel-sel yang sangat banyak jumlahnya berkelompok membentuk organ tubuh yang selanjutnya berorganisasi mengatur serta beraktifitas secara otonom dalam rangka memelihara kehidupan manusia. Begitu juga kita lihat alam semesta dengan kemegahan dan keteraturan yang luar biasa menimbulkan decak kagum dan menjadi "objek" penelitian hingga sekarang. Dengan melihat keteraturan yang terdapat di dalam diri kita dan alam semesta akan menimbulkan kesan atau pendapat bahwa semua ini ada yang mencipta dan tidak mungkin terjadi atau wujud secara spontan, tidak direncanakan atau terjadi secara kebetulan.

Dengan keteraturan alam semesta dan keteraturan apa yang ada dalam diri manusia, dapat dimengerti bahwa Tuhan yang wujud/ada haruslah tunggal. Ketunggalan/Esa adalah mutlak bagi tuhan, tidak ada tuhan lain selain DIA, hal ini membawa konsekuensi bahwa paham politheisme yang berpaham bahwa Tuhan itu majemuk adalah batal dan tidak sesuai dengan akal/rasio. Kenapa ?? karena jika terdapat lebih dari satu Tuhan keteraturan tersebut diatas tidak akan langgeng disebabkan tiap-tiap Tuhan mempunyai kebijakan masing-masing dan bisa jadi kebijakan yang dibuat bertentangan dengan yang lainnya.

Dengan ketunggalan-Nya, tuhan bebas berbuat, bebas berkehendak, bebas menentukan, bebas menghukum, bebas membuat aturan, bebas mematikan dan menghidupkan makhluk ciptaan dikarenakan Tuhan adalah Yang Maha Kuasa. Akan tetapi kebebasan yang ada pada Tuhan tidak menafikan adanya azas keadilan Tuhan, karena Tuhan haruslah Maha Adil

AKAL MANUSIA

Salah satu hal yang diciptakan Tuhan untuk kehidupan manusia adalah "Akal". Manusia dianugrahi dengan akal berbeda dengan hewan dan makhluk ciptaan tuhan lainnya yang beraktifitas tanpa akal dan berpikir. Sama halnya degan usaha membuat definisi tuhan, definisi akal pun sulit dibuat mengingat berbagai agama, aliran dan kepercayaan mempunyai karakteristik dan kekhususan masing-masing. Umumnya kita berpendapat dengan akal kita dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang dengannya kita bisa mencari pemecahan masalah tertentu, yang dengannya kita dapat berbuat demi kelangsungan hidup dan banyak lagi fenomena-fenomena kehidupan yang memerlukan akal.

"Akal" biasanya digabungkan dengan "pikiran", sehingga kita sering tak sengaja menggabungkan kedua kata tersebut dalam pembicaraan sehari-hari !! Lo, apa bedanya ? Akal adalah sesuatu yang dengannya kita berpikir atau berbuat. Jadi akal merupakan alat bantu sedangkan berpikir atau berbuat adalah proses menggunakan akal.

Kita belajar pasti menggunakan akal dan berpikir, begitupun dengan setiap perbuatan baik disadari maupun tidak kita telah menggunakan akal dan berpikir sebagai suatu proses. Berkaitan dengan manusia mengenal tuhannya pun menggunakan akal dan berpikir. Tanpa akal dan berpikir manusia tidak akan mengenal tuhan serta tidak akan pernah tahu bahwa alam semesta ini ada yang mencipta. Jadi bagi setiap umat beragama diwajibkan menggunakan akal dan pikir dalam mencari tuhan serta menggunakannya untuk mengikuti jalan tuhan demi keselamatan hidup di dunia dan akhirat kelak.

Hal ini tidak berarti orang yang tidak mengenal tuhan atau yang menyangkal adanya tuhan (Atheis) tidak mempunyai akal dan tidak mau berpikir, adalah hak individu tersebut dengan menggunakan akalnya menempuh kehidupannya sendiri. Kita tidak ada hak untuk menyalahkan mereka, begitupun dengan yang berbeda agama dengan kita, kita tidak ada hak untuk ikut campur tangan dan menyalahkan mereka. Penggunaan akal dalam berpikir tergantung dari individu masing-masing, karena apa yang kita anggap baik belum tentu baik untuk orang lain, jadi masing-masing individu mempunyai variabel yang berbeda dalam penggunaan akalnya. Bagaimana dengan silaturahim dan saling menasehati ?? itu sah-sah saja selama dilakukan secara sopan dan beradab, tapi hasil akhir tetap berada pada individunya, mau menerima nasihat atau tidak adalah urusan dia sendiri. Bagaimana dengan anak-anak kan mereka juga mempunyai akal sendiri yang gak bisa diintervensi ?? saya berpendapat anak-anak memang mempunyai akal dan berkemampuan untuk berpikir tetapi masih belum sempurna dalam menggunakan akalnya, untuk itu maka kita sebagai orang tua hanya bisa membimbing dan menuntun. Baik buruknya si anak tergantung cara kita membimbing dan memberi contoh.

WAHYU

Dengan menggunakan akalnya manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya, akan tetapi disamping manusia mempunyai akal manusia juga mempunyai nafsu yang cenderung kepada keburukan walaupun dengan tujuan memperbaiki citra, penampilan serta egonya, misalnya ingin cepat kaya lalu mencuri, merampok atau ingin naik jabatan tapi ditempuh dengan cara menyakiti "lawan"nya. Jadi akal saja tidak akan cukup untuk membawa manusia kepada jalan yang benar dalam arti tidak mengganggu Hak orang lain dan tidak menyakiti diri sendiri. Oleh karena itu Untuk mencapai tujuan hidupnya yang sejahtera, aman dan selamat, manusia memerlukan apa yang dinamakan tuntunan ilahiah guna melengkapi dirinya dalam menempuh hidup di dunia ini yang kita sebut dengan wahyu.
Wahyu sebagai tuntunan hidup harus bersifat tegas, berisi perintah dan larangan, pahala dan ancaman, serta tuntunan berinteraksi baik dengan sesama , keluarga maupun dengan lingkungannya. Tuntunan ini harus bersifat multi dimensi yang dapat diterima oleh semua manusia. Oleh karena itu wahyu harus berasal dari yang maha tahu, maha melihat, maha kuasa serta mempunyai kuasa untuk memaksa manusia untuk mengikutinya, hal ini menyebabkan wahyu harus berasal dari Tuhan dan bukan dari yang lainnya seperti manusia, pepohonan, gunung, setan dan lain-lain. Selain dari Tuhan, semua tuntunan yang berasal dari selain-Nya tidak akan mampu untuk membuat seorang manusia hidup sejahtera baik di dunia maupun di akherat.

Oleh karena itu tuntunan/wahyu Tuhan pastilah benar dan bermanfaat bagi manuisa dan bersifat dapat dimengerti oleh semua manusia. Wahyu harus rasional dalam arti dapat dipahami oleh manusia yang menerimanya dengan demikian tuntunan tersebut dapat diikuti dan ditaati oleh manusia.

Semua wahyu Tuhan adalah baik bagi manusia. Semua perintah dan larangannya adalah sesuatu yang baik untuk manusia, jadi di dalam larangan ada kebaikan dan di dalam perintah ada kebaikan, begitu juga dengan tuntunan dan petunjuk lainnya yang berasal dari Tuhan pastilah benar dan mengandung kebaikan bagi manusia.

Wahyu harus dapat dicerna oleh manusia, siapapun orangnya harus percaya bahwa wahyu membawa kebaikan bagi dirinya, dengan demikian wahyu harus bersifat rasional. Masalahnya adalah kerasionalan yang terkandung dalam wahyu tuhan tidak dengan mudah di cerna dan dipahami oleh manusia, inilah yang menyebabkan banyak yang tidak percaya dengan wahyu tersebut berdasarkan akal dan pikiran manusia dan ilmu pengetahuan yang dimilikanya.

Kerasionalan Wahyu yang diterima akan dianggap tidak rasional dan dianggap mengada-ada serta dengan mudahnya menuduh pengikut wahyu tersebut telah sesat. Sebenarnya bukan wahyu tuhan yang tidak rasional tetapi ilmu pengetahuan yang ditunjang akalnya lah yang belum sampai, sehingga tidak mampu memahami ajaran wahyu tuhan itu.

Wahyu yang berasal dari selain tuhan, pasti irrasional, walaupun ada yang menganggap wahyu tersebut rasional oleh beberapa manusia dikarenakan dibuat oleh manusia dengan bantuan setan tetapi tidak bisa diterima oleh semua manusia serta tidak membawa keselamatan baik di dunia maupun di akherat, wahyu yang demikian pasti terdapat kontradiksi, pemujaan kepada selain Tuhan Yang Maha Esa di dalamnya serta tidak jarang ada wahyu yang dikatakan dari tuhan tetapi ajarannya justru tidak sesuai dengan fitrah manusia yang berakal.

Anehnya ada wahyu yang benar-benar tidak rasional tetapi dianut oleh banyak orang dengan mengabaikan rasio berpikir serta mematikan akal sehat, mereka dengan bermodalkan "Iman" yang kuat tetap mempertahankan kenyakinannya itu.



KESIMPULAN : Berdasarkan tulisan diatas dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
  1. Alam semesta dan dunia beserta isinya telah diciptakan dan diatur oleh Tuhan
  2. Diantara sifat-sifat tuhan yang dinyakini oleh semua manusia adalah bahwa Tuhan Maha Kuasa, Maha Mengetahui serta menghidupkan dan mematikan.
  3. Tuhan harus Tunggal atau ESA
  4. Akal adalah anugrah terbasar bagi manusia yang berasal dari Tuhan
  5. Wahyu Tuhan diperlukan oleh manusia untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat
  6. Wahyu harus rasional dan dapat diterima oleh SELURUH UMAT MANUSIA
  7. Perintah dan Larangan Tuhan mengandung kebaikan atau manfaat bagi manusia

PENUTUP : Demikian ini dibuat untuk dipergunakan oleh penulis dan keluarga serta rekans semua, jika ada kesalahan mohon dimaafkan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang paling benar, manusia adalah tempatnya kesalahan. Seraya berdo'a : Ya Tuhan, tambahkanlah kami Ilmu dan Pemahaman. Amin
Wassalam

0 komentar:

Posting Komentar

Tulis pendapat anda disini ........